Rabu, 30 Maret 2011

HIV DAN AIDS

0 komentar

HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immunodeficiency Virus) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jadi, HIV adalah nama virus yang menginfeksi, sedangkan kumpulan penyakit yang disebabkan virus HIV disebut AIDS.

Laporan kasus AIDS pertama kali pada tahun 1981. Dimana ketika itu , di Amerika Serikat, ditemukan 3 kasus pneumonia (infeksi paru – paru) pada laki – laki muda yang disebabkan oleh jamur Pneumocystis carinii. Jamur ini sebenarnya bukan jamur yang berbahaya bagi orang dengan sistem imun yang masih baik. Peneliti disana menemukan ini sebagai kasus yang menarik, setelah diketahui fakta bahwa ketiga laki – laki muda tersebut adalah orang homoseksual. Setelah itu, ditemukanlah penyakit AIDS. Sedangkan virus HIV penyebab AIDS baru berhasil diidentifikasi pada tahun 1984. Kasus pertama AIDS di Indonesia baru dilaporkan secara resmi oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 1987 , yaitu pada seorang warga negara Belanda di Bali.

Penularan HIV terjadi akibat melalui cairan tubuh yang mengandung HIV. Cairan tubuh tersebut antara lain darah, semen, cairan vagina atau serviks, ASI, cairan otak, air mata, dan air liur. Penularan paling efisien mealui darah dan cairan semen. Tiga cara utama penularan adalah kontak dengan darah, kontak seksual, dan dari ibu ke bayi. Karena itu kelompk resiko tinggi penyakit ini misalnya pengguna narkotika, pekerja seks komersial dan pelanggannya, narapidana, serta tenaga medis.

Sejak 1985 – 1996 kasus AIDS masih sangat jarang terjadi di Indonesia. Kemudian pada tahun 1999 mulai terlihat peningkatan tajam kejadian AIDS, terutama disebabkan penularan melalui narkotika suntik. Depkes RI pada tahun 2002 memperkirakan jumlah penduduk yang terinfeksi HIV sebanyak 90.000 – 130.000 orang.

Sebenarnya sejak seseorang pertama kali terinfeksi virus HIV, sampai ketika ia bermanifestasi sebagai AIDS, memerlukan waktu yang cukup panjang. Rata – rata berkisar 8 – 10 tahun. Namun ada orang yang memerlukan waktu lebih cepat ataupun lebih lama. Tergantung keadaan orang tersebut masing – masing. Gejalanya pun bervariasi pada setiap orang. Karena itulah, untuk menegakkan diagnosis seseorang positif terinfeksi HIV atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan darah khusus.

Pada saat pertama kali seserang terinfeksi virus HIV, biasanya pasien tidak menunjukkan gejala apapun. Pemeriksaan darah pun masih negatif selama 1 – 4 minggu. Namun pasien ini sudah berpotensi menularkan HIV pada orang lain. Masa inilah yang disebut sebagai window period. Setelah itu jumlah virus didarah meningkat, dan jumlah sel limfosit T (sel limfosit T adalah sel yang merupakan tentara utama sistem imun tubuh, yang juga merupakan sel target yang diincar oleh virus HIV) menurun, tapi masih dalam batas normal. Rata-rata berlangsung hingga bulan ke 6 setelah infeksi. Disini biasanya pasien mengalami gejala seperti flu (demam, diare, tidak enak badan, dan timbul kemerahan dikulit). Setelah itu gejala hilang, dan pasien tidak menimbulkan gejala apapun akibat infeksi HIV nya hingga tahun ke-8 sejak pertama kali terinfeksi. Namun selama masa ini, sel T terus menurun , sampai ke titik yang sangat rendah. Pada saat jumlah sel T sudah sangat rendah, disinilah fase virus HIV akan mulai ’membunuh’ pasien secara tidak langsung. Mengapa tidak langsung ? karena virus HIV hanya menyerang tentara pertahanan tubuh, tetapi tidak menyerang organ-organ vital. Akan tetapi, karena pertahanan tubuh pasien sudah sangat rendah, pasien akan rentan sekali terkena penyakit – penyakit, yang mungkin sebenarnya tidak menjadi masalah bagi orang dengan sistem imun normal. Penyakit – penyakit inilah yang akan menjadi kumpulan sindrom penanda pasien tersebut sudah masuk ke fase AIDS, fase final dari infeksi HIV.

Biasanya pada pasien AIDS, muncul banyak gejala infeksi. Bisa infeksi di paru – paru, infeksi di kulit, dilidah, dan bagian – bagian tubuh lain. Selain itu juga muncul beberapa jenis kanker pada penderita AIDS. Penderita AIDS juga dapat kehilangan memri dan kemampuan intelegensinya akibat kerusakan pada otak. Kebanyakan pasien AIDS hanya mampu bertahan hidup selama 3 tahun, rata-rata.

Saat ini, belum ditemukan obat yang benar – benar bisa menyembuhkan pasien yang terinfeksi HIV. Obat yang ada sekarang, yang dikenal sebagai ARV (Anti -Retrovirus) hanya dapat menekan perkembangan virus HIV, sehingga diharapkan proses sampai terjadinya AIDS akan dapat diperpanjang, sehingga dapat memperpanjang usia harapan hidup pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan manajemen yang tepat dengan menggunakan obat ARV, penularan HIV dari ibu ke bayi pun dapat dicegah.

Sumber :

Djerban, Zubairi , dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia.

Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Price, Sylvia A. , et al. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit.

Jakarta : EGC.